Date: Friday, December 23, 2011, 5:19 PM
Ini barangkali sedikit OOT.
Kemarin, ketika acara rapotan tiba, saya mengobrol lama sekali dengan salah satu orang tua murid saya di SMA 3 Jakarta. Beliau salah satu ekonom terkenal negeri ini. Awalnya obrolan berkisar seputar anaknya yang cerdas math dan sains dan berkeinginan untuk masuk teknik tetapi dilarang oleh Bapaknya yang ekonom ini. Bapaknya sedikit "memaksa" anaknya itu masuk ekonomi saja. Nah, saya yg guru sedikit "sok" bertanya alasannya.
Menurut si Bapak, ini upayanya menyelamatkan keluarganya. Merujuk dari suatu riset yang sedang ramai dibicarakan saat ini di dunia luar sana, orang sudah memperkirakan bahwa Indonesia akan terpuruk habis2an dalam waktu yang tidak lama lagi mengingat hutang luar negeri kita yang sudah 3x lipat saat ini. Ada masa dimana nanti, para pemberi hutang sudah tidak mau meminjamkan lagi kepada kita. Sementara yang kita lakukan saat ini adalah impor, imporn dan impor. Uang yg kita pinjam dari luar negeri seharusnya untuk produksi, yang kita lakukan justru membeli dari luar negeri. Indonesia memang digembar-gemborkan sebagai negara yg dengan pasar yg baik, tetapi untuk impor. Orang dari luar negeri menjual berbagai produk dan pasti laku di sini. Apakah kita lalu menghasilkan sesuatu untuk kita jual? Tidak.
Lalu apa hubungannya dengan anaknya yang dilarang masuk teknik? Menurutnya, akibat banyak impor tadi, industri lokal mati, termasuk industri yang mengandalkan teknologi di Indonesia. Misalnya, desain gedung2 bertingkat di Jakarta itu sebetulnya desain beli dari luar negeri, karena jatuhnya lebih murah. Lalu, mesin2 apapun juga desainnya dari luar negeri, karena lebih murah. Pesawat yang dulu kita sempat produksi di Nurtanio (walaupun belum sempurna) sekarang sudah tidak produksi lagi. Tidak diberi kesempatan untuk produksi dan membuktikan diri untuk menjadi lebih baik. Mati. Satu2nya yang kelak berkembang baik adalah kedokteran dan ekonomi. Karena pada akhirnya orang selalu ada yang sakit dan akibat berbagai masalah keuangan orang "lari" menjadi pedagang.
Menurut riset yang dikemukakan oleh orang Prancis tadi, ah, saya lupa nama yang disebutkan oleh si Bapak tadi, Indonesia akan habis. Masa dimana orang saling bunuh karena lapar. Ada dua opsi, bangkit dari keterpurukan maka Indonesia akan berjaya, atau habis. Nah, menurut si orang Prancis ini, Indonesia akan habis. Karena sifat dasar orang Indonesia yang sebenarnya saling iri. Dengki, tidak mau berbagi dan cari selamat sendiri. Gampang dihasut. Dan ini sudah terlihat sekarang, banyak hal dihancurkan untuk hal2 yang remeh temeh. Dan itu sebetulnya pemerintah Indonesia tau. Tetapi mereka tidak melakukan upaya penyelamatan. Si Orang Prancis ini melakukan riset atas permintaan negaranya, pemerintahnya untuk kepentingan investasi di Indonesia. Apakah Indonesia aman atau tidak.
Terus terang, saya ngeri. Sedih. Campur aduk setelah ngobrol dengan si Bapak. Dan menurutnya, orang2 kaya negeri ini sebenarnya sudah siap2 untuk pergi menyelamatkan diri. Hmmmmm...kasian negeriku yah, kalau sampai benar2 terjadi.
Salam,
Nina
No comments:
Post a Comment